Halaman

Kamis, 02 Mei 2019

Tujuh Kelurahan Rawan Longsor

Tujuh Kelurahan Rawan Longsor – Sejumlah wilayah di Kota Bekasi rawan terjadi longsor. Pada umumnya, wilayah tersebut berada disepanjang aliran Kali Bekasi. Badan Penanggulanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat, ada tujuh kelurahan di Kota Bekasi yang rawan terjadi longsor, yakni   Kelurahan Bojong menteng, Kelurahan Bojong rawalumbu, Kelurahan Sepanjangjaya, Kelurahan Margajaya, Kelurahan Margahayu, Kelurahan Telukpucung, Kelurahan Jatiasih

Wakil Ketua Satgas BPBD Kota Bekasi, Karsono memperingatkan agar warga yang berada di sekitar bantaran kali bekasi untuk waspada. ”Semua wilayah itu terletak dibantaran Kali Bekasi, daerah aliran sungai. itu harus diwaspadai karena lokasi berada di aliran sungai rawan pergeseran yang berakibat longsor,” jelasnya.
Seperti yang terjadi di lingkungan RT 004 RW 001, Kelurahan Telukpucung, Kecamatan Bekasi Utara kemarin. Tanah di sekitar lingkungan tersebut kerap bergeser saat debit air mencapai puncaknya.

Pantauan dari Radar Bekasi tanah amblas sekitar 23 cm. BPBD mencatat setidaknya lima rumah terdampak dari pergeseran tanah tersebut, sementara total 16 jiwa terancam keselamatannya.
Sementara itu, salah seorang Warga sekitar, Juwita (44) mengaku khawatir karena tinggal berdekatan dengan bibir sungai kurang lebih satu meter. Sebelumnya, sebelumnya jarak rumah dengan bibir sungai sekitar 4 meter, namun saat ini bibir sungai semakin mendekati rumahnya.
“Saya juga kalo banjir itu deg-degan, Kalo abis ujan itu kan air meluap nah pas surut tanahnya terkikis,” katanya saat dijumpai dirumahnya, Senin (29/4).
Menurut keterangannya, warga mendapati tanah sudah dalam kondisi yang berbeda pada hari minggu (28/4), setelah air mencapai puncaknya pada hari Sabtu (27/4) lalu.
Dirinya berharap pemerintah memberikan perhatian dengan membuat turap di kali Bekasi supaya tidak tergerus lebih lebar lagi. Satu rumah setelah Juwita diketahui bagian belakang tepatnya dibagian dapur tanah dibawahnya telah tergerus air Minggu (28/4) lalu.
“Istilahnya ke pemerintah itu pinggir kali dibikin turap biar nggak ngikis, dulunya kan jauh ini, masih bisa main, sekarang kan habis. Saya itu aja permohonan saya sama pemerintah dibikin turap,” kata warga yang sudah tinggal dilingkungan tersebut selama 25 tahun itu.
Terpisah, Lurah Telukpucung, Muhammad Arif Rahman mengatakan bahwa ada pertengahan tahun 2018 lalu pihak pemerintah Provinsi sudah melakukan survey untuk membuat turap dilingkungan tersebut.
“Kemairn 2018 ada dari provinsi datang mengukur bibir sungai, katanya mau ada turap, nah ntar dari bibir sungai atau dari tengah sungai 30 meter itu saya belum jelas, Semua sampai perbatasan kabupaten, sampai perbatasan Telukpucung dari makam,” ungkapnya.
Dia mengaku, turap akan dibangun seperti yang ada di daerah RW 03, tepatnya dibelakang Giant. Ia menjelaskan bahwa di daerah RW 01 dan RW 03 tersebut memang kerap terkena dampak dari luapan air kali Bekasi ketika debit air naik, hal itu terjadi meskipun tidak ada hujan di wilayahnya, namun air tersebut juga akibat dari derasnya air di bagian hulu yakni sungai Cikeas.
Nah setiap habis daerah aliran sungai Bekasi-Cikeas besar, habis aliran gede kan surut tuh airnya secara ilmiah juga habis ada air, lumpur kan nggak kuat itu dipinggir-pinggirnya, terjadi lah pergeseran atau erosi,” imbuhnya.

Pada tahun 2010 lalu, pemerintah Kota Bekasi pernah berniat untuk membebaskan tanah di sekitar aliran Kali Bekasi tersebut. Namun urung dilakukan karena warga membanderol ganti rugi yang dinilai terlalu tinggi.


sumber : https://radarbekasi.id/2019/04/30/tujuh-kelurahan-rawan-longsor/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar