Halaman

Rabu, 08 Mei 2019

Dishub Kesulitan Atasi Kemacetan

MACET
Kemacetan panjang terjadi di Jalan Diponegoro, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi
Dishub Kesulitan Atasi Kemacetan – Persoalan kemacetan di Kabupaten Bekasi masih terus terjadi. Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi masih kesulitasn untuk menentukan solusi yang tepat. Demikian disampaikan Kadishub Kabupaten Bekasi, Yana Suyatna.
Ia menjelaskan, kemacetan di wilayahnya disebabkan sejumlah hal. Di antaranya, pengerjaan Proyek Strategi Nasional (PSN) yang dilaksankan di Jalan Tol Jakarta Cikampek. Sehingga, terdapat kendaraan yang memilih untuk melintas di jalur arteri.

Menurutnya, diperlukan kerja sama seluruh stake holder untuk mengatasi persoalan tersebut. Karena, Dishub Kabupaten Bekasi kekurangan personil untuk mengurai kemacetan.
“Kemacetan memang selalu menjadi keluhan masyarakat. Dan terkadang apabila terjadi crowded (kepadatan lalu lintas) atau tidak bergerak, kami selalu siap dalam menjalankan tugas untuk mengatur, dan menggunakan sistem buka jalur untuk menjalankan volume kendaraan,” ujarnya.
Ia menyatakan, sejauh ini pihaknya bekerja sama dengan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Metro Bekasi melakukan pengaturan lalu lintas.

Terpisah, Kasatlantas Polres Metro Bekasi, AKBP Heru Purnomo menuturkan, Satlantas selalu menurunkan personil sekitar 91 personil yang disebar di titik berpotensi macet.
Adapun titik tersebut, diantaranya posko Legenda, Cibitung, Pasar Cibitung, Kalijaya, dan wilayah perbatasan Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.

”Kami siagakan pengatur lalu lintas, karena sudah ada beberapa posko lalu lintas. Dan kami juga ada yang bergabung dengan dinas perhubungan untuk kelancaran lalu lintas,” tuturnya.
Ia mengaku, pihaknya terkadang kesulitan untuk melakukan pengaturan ketika terjadi kemacetan lalu lintas. Hal tersebut lantaran tingginya volume kendaraan yang melintas.
“Sifat daerah yang maju itu adalah tingginya volume kendaraan, dan inilah yang menjadi tantangan kami dalam bertugas untuk menciptakan kelancaran lalu lintas dan keselamatan para pengendara,” ujarnya.


sumber : https://radarbekasi.id/2019/05/08/dishub-kesulitan-atasi-kemacetan/

Senin, 06 Mei 2019

Janji Eka Meleset

jalan rusak di Desa Babelan Kota
TAK KUNJUNG DIPERBAIKI : Pengendara melintasi jalan rusak di Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi
Janji Eka Meleset Perbaikan jalan rusak di Jalan Kebalen dan Babelan Raya di Kecamatan Babelan masih belum dilaksanakan sampai dengan saat. Padahal, Plt Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja telah berjanji untuk segera melakukan perbaikan beberapa waktu lalu.
Masyarakat sekitar yang tergabung dalam Komunitas Baca Rumah Pelangi membuat video kritikan terkait kerusakan jalan tersebut dengan durasi satu menit.
Mereka membahas perihal perbaikan jalan sudah dianggarkan namun tak kunjung direalisasikan.
“Kami terdorong membuat video supaya pemerintah bisa bekerja lebih cepat dan maksimal. Diharapkan melalui video singkat tersebut, jalan yang sudah beberapa tahun rusak segera diperbaiki,” ujar salah satu anggota Komunitas Baca Rumah Pelangi Adi Dika.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Iman Nugraha menuturkan, pelaksanaan perbaikan mundur dari waktu yang sudah ditentutukan.
Ia beralasan hal itu disebabkan lantaran adanya sistem di ULP yang down (lemah). Sehingga sistem tidak bisa digunakan, dan proses lelang pun tidak bisa berjalan.
“Proses lelang sudah kami ajukan sejak beberapa bulan sebelumnya. Namun saat itu sistem di ULP down (lemah), dan tidak bisa digunakan selama tiga minggu. Jadi proses lelang belum bisa berjalan, sehingga berdampak tidak bisa selesai pada bulan April,” ujar Iman, kemarin (3/5).
Iman menyatakan, masih dibutuhkan proses lelang yang harus ditempuh untuk pelaksanaan kegiatan perbaikan Jalan di wilayah Babelan. Ia berjanji kepada masyarakat perbaikan jalan bisa terealisasi usai lebaran.

”Jadi karena sistem down (lemah) sebelumnya, kami memohon maaf kepada masyarakat lantaran belum bisa merealisasikan perbaikan. Dan saat ini masih proses lelang, kami akan maksimalkan bisa terealisasi secepatnya,” tuturnya.


sumber : https://radarbekasi.id/2019/05/04/janji-eka-meleset/

Perayaan HUT Ke-73 Desa Babelan Kota Berlangsung Meriah

Kepala desa babelan kota
Perayaan HUT Desa Babelan Kota - Senam Maumere meramaikan Halaman Desa Babelan Kota pada Sabtu, 4 Mei 2019 pagi. 5 peserta lomba senam turut meramaikan perayaan HUT Ke-73 Desa Babelan Kota Kec. Babelan Kabupaten Bekasi.

100 peserta lomba mewarnai dan 15 kelompok peserta lomba tari berkompetisi dengan semangat memperebutkan hadiah utama dengan disaksikan perwakilan Muspika Kecamatan Babelan.
HUT Desa yang digabungkan dengan HUT Swara Komunikasi Babelan Kota (Rakomba) yang ke-3 ini juga diramaikan dengan penampilan live musik dari The Next Level Band dan hiburan stand Up Komedi dari Reno "Joker" Sebastian atau dikenal dengan Bang Joker.

"Saya senang sekali melihat antusias warga mengikuti perayaan HUT Ke-73 Desa Babelan Kota ini, semoga kesenian dan kebudayaan di Babelan Kota terus berkembang dengan wadah lomba seperti sekarang" ungkap Saidih David saat secara resmi membuka acara setelah menerima peserta karnaval budaya yang diikuti sekitar 300 warganya.
Pertunjukan seni budaya
HUT Ke-73 Desa Babelan Kota akan berlangsung hingga malam hari menampilkan banyak acara termasuk Lenong dan Kesenian Ujungan dari Perguruan Silat Cinong Bekasi. Di lokasi acara tampak booth Destana, Komunitas Pecinta Reptil, dan booth UMKM.

Acara ini dihadiri oleh segenap komunitas budaya dan kesenian, hadir pula perwakilan dari Kecamatan Babelan, Koramil 04/Babelan, Polsek Babelan, BPD Babelan Kota, Destana, Karang Taruna, FORISBA, BBC, JAJAKA, RR18, PAC Pemuda Pancasila Babelan Kota, Perguruan Silat Tjinong Sengkilap, PS Cimande Tepak Jadi, PS Sima Maung, PS Setia Wargi Waluyu, PS SHT, Kumbesi, Si Abang, KB3, Rumah Pelangi Bekasi, Saka Bhayangkara Babelan dan tamu undangan.
Dicky Pratama selaku ketua panitia pelaksana acara merasa cukup puas karena semua acara berjalan lancar.


"Alhamdulillah semua berjalan lancar dan cuaca mendukung, terima kasih kepada segenap panitia dan teman-teman semua sehingga acara ini berjalan sukses sesuai dengan yang rencana."

Kamis, 02 Mei 2019

Udara Kabupaten Bekasi Tercemar

Udara Kabupaten Bekasi Tercemar – Kondisi polusi debu di Kabupaten Bekasi telah melebihi baku mutu. Bahkan, debu tersebut melebihi polusi dari emisi kendaraan bermotor maupun industri.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, baku mutu partikular debu yakni 230 mikrogram per meter kubik. Angka itu dihitung dari hasil pengukuran selama 24 jam pada satu titik.

Sedangkan, dari hasil pengukuran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, debu atau total suspended particulate (TSP) telah mencapai angka 455 mikrogram.
Namun, Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak memiliki alat yang mumpuni untuk memonitor kondisi udara. Pengecekan-pun hanya dapat dilakukan secara manual.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pemulihan Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Rosid Hardiana mengatakan, tingginya polusi debu disebabkan karena kondisi alam di Kabupaten Bekasi yang terbilang gersang.
“Dari hasil pemantauan, debu itu karena memang kondisi alamnya Kabupaten Bekasi demikian gersang. Debu terangkat, terbawa kendaraan yang melintas. Apalagi banyak juga kendaraan besar, serta sebagai daerah industri,” ujarnya, Senin (29/4).
Ia menjelaskan, pengukuran debu itu dilakukan pihaknya didekat Gerbang Tol Cikarang Barat, tepatnya dibawah jembatan layang di Desa Pasirkonci, Kecamatan Cikarang Selatan.
Peningkatan polusi debu pun terjadi di sejumlah titik lainnya. Di antaranya di Pasar Serangbaru dengan angka 330,9 mikrogram serta di Pasar Cibarusah (259,9 mikrogram).
Rosid mengatakan, dari hasil pemetaan, terdapat sejumlah titik yang menjadi lokasi pencemaran udara, terutama debu.
“Total kami petakan ada 13 titik yang mengalami gangguan polusi udara. Selain tiga titik lain, ada terminal Cikarang, stasiun Lemahabang, pertigaan Jalan Nasional Pilar, kemudian terjadi juga di sekitar kawasan pemukiman di Tambun Selatan,” jelasnya.
Sementara itu, Serdadu Komunitas Cibiet (Sekoci) Gunawan menuturkan, terkait masalah lingkungan perlu ada perhatian dari pemerintah daerah.
Menurutnya, kondisi udara di Kabupaten Bekasi sungguh sudah tidak baik bagi kesehatan masyarakat. Hal itu, kata dia, lantaran kurangnya pengawasan serta keterbatasan alat pengukur baku mutu udara.

“Kami kebetulan konsen masalah lingkungan, jadi tercemarnya lingkungan itu bukan hanya kalinya saja. Namun udara untuk pernafasan juga kurang baik untuk penghirupan udara bagi masyarakat,” ujarnya.


sumber : https://radarbekasi.id/2019/04/30/udara-kabupaten-bekasi-tercemar/

Atlet Petanque Kota Dilirik Jabar

Petanque
Atlet Petanque Kota Bekasi menjalani latihan di salah satu lapangan
Atlet Petanque Kota Dilirik Jabar – Atlet Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Kota Bekasi, dibidik pengurus daerah (Pengda) Jawa Barat jelang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020 mendatang.
Pasalnya Kota Bekasi sejauh ini berada di urutan kedua terbaik setelah Kota Bandung di Seleksi Pemusatan Latihan Daerah (Selekda) PON Jabar.
Ketua Harian FOPI Kota Bekasi, Azzi Faiz Rido mengatakan, lima atletnya dipanggil mengikuti Selekda PON.

“Lima atlet itu yakni, Irwan, Fahmi Mubarok, Windu Aji Saputra, Yolanda Dwi Ocktaviana dan Andre Anggita,” ujarnya kepada Radar Bekasi.
Pria yang akrab disapa Azzi itu menegaskan, atletnya memiliki peluang besar masuk Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON Jabar.
“Persiapan menghadapi selekda, atlet petanque Kota Bekasi menjalankan latihan intensif setiap hari demi lolos memperkuat Jabar di PON Papua,” harapnya.
Dia menambahkan, regulasi PON, secara bertahap sudah di sampaikan pada pengurus daerah (Pengda).

Terpisah, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi FOPI Kota Bekasi, Tatang Iskandar optimis ada wakil Kota Bekasi di PON. Terlebih prestasi lima atletnya cukup diperhitungkan di Jawa Barat.
“Kita optimis, atlet Kota Bekasi bisa ambil bagian di PON nanti,” katanya.
Namun, lanjut Tatang, atlet yang berpeluang lolos tidak jumawa. Karena, kuota atlet di PON sangat terbatas. PB PON memberikan kuota atlet untuk Jawa Barat sebanyak 14 nomor terdiri dari tujuh atlet putra dan tujuh atlet putri.

“Di bulan ini ada seleksi terakhir, selama dua hari di lapang petanque STKIP Pasundan, Cimahi. Kita masih menunggu jadwalnya,” terangnya.
Tatang menambahkan, hasil pantauannya, empat atlet dari lima yang diturunkan memiliki peluang besar. “Peluang ada di empat alet. Tapi kita lihat saja nanti. Yang pasti, kita memiliki potensi,” tukasnya.


sumber : https://radarbekasi.id/2019/05/02/atlet-petanque-kota-dilirik-jabar/

Tujuh Kelurahan Rawan Longsor

Tujuh Kelurahan Rawan Longsor – Sejumlah wilayah di Kota Bekasi rawan terjadi longsor. Pada umumnya, wilayah tersebut berada disepanjang aliran Kali Bekasi. Badan Penanggulanganan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat, ada tujuh kelurahan di Kota Bekasi yang rawan terjadi longsor, yakni   Kelurahan Bojong menteng, Kelurahan Bojong rawalumbu, Kelurahan Sepanjangjaya, Kelurahan Margajaya, Kelurahan Margahayu, Kelurahan Telukpucung, Kelurahan Jatiasih

Wakil Ketua Satgas BPBD Kota Bekasi, Karsono memperingatkan agar warga yang berada di sekitar bantaran kali bekasi untuk waspada. ”Semua wilayah itu terletak dibantaran Kali Bekasi, daerah aliran sungai. itu harus diwaspadai karena lokasi berada di aliran sungai rawan pergeseran yang berakibat longsor,” jelasnya.
Seperti yang terjadi di lingkungan RT 004 RW 001, Kelurahan Telukpucung, Kecamatan Bekasi Utara kemarin. Tanah di sekitar lingkungan tersebut kerap bergeser saat debit air mencapai puncaknya.

Pantauan dari Radar Bekasi tanah amblas sekitar 23 cm. BPBD mencatat setidaknya lima rumah terdampak dari pergeseran tanah tersebut, sementara total 16 jiwa terancam keselamatannya.
Sementara itu, salah seorang Warga sekitar, Juwita (44) mengaku khawatir karena tinggal berdekatan dengan bibir sungai kurang lebih satu meter. Sebelumnya, sebelumnya jarak rumah dengan bibir sungai sekitar 4 meter, namun saat ini bibir sungai semakin mendekati rumahnya.
“Saya juga kalo banjir itu deg-degan, Kalo abis ujan itu kan air meluap nah pas surut tanahnya terkikis,” katanya saat dijumpai dirumahnya, Senin (29/4).
Menurut keterangannya, warga mendapati tanah sudah dalam kondisi yang berbeda pada hari minggu (28/4), setelah air mencapai puncaknya pada hari Sabtu (27/4) lalu.
Dirinya berharap pemerintah memberikan perhatian dengan membuat turap di kali Bekasi supaya tidak tergerus lebih lebar lagi. Satu rumah setelah Juwita diketahui bagian belakang tepatnya dibagian dapur tanah dibawahnya telah tergerus air Minggu (28/4) lalu.
“Istilahnya ke pemerintah itu pinggir kali dibikin turap biar nggak ngikis, dulunya kan jauh ini, masih bisa main, sekarang kan habis. Saya itu aja permohonan saya sama pemerintah dibikin turap,” kata warga yang sudah tinggal dilingkungan tersebut selama 25 tahun itu.
Terpisah, Lurah Telukpucung, Muhammad Arif Rahman mengatakan bahwa ada pertengahan tahun 2018 lalu pihak pemerintah Provinsi sudah melakukan survey untuk membuat turap dilingkungan tersebut.
“Kemairn 2018 ada dari provinsi datang mengukur bibir sungai, katanya mau ada turap, nah ntar dari bibir sungai atau dari tengah sungai 30 meter itu saya belum jelas, Semua sampai perbatasan kabupaten, sampai perbatasan Telukpucung dari makam,” ungkapnya.
Dia mengaku, turap akan dibangun seperti yang ada di daerah RW 03, tepatnya dibelakang Giant. Ia menjelaskan bahwa di daerah RW 01 dan RW 03 tersebut memang kerap terkena dampak dari luapan air kali Bekasi ketika debit air naik, hal itu terjadi meskipun tidak ada hujan di wilayahnya, namun air tersebut juga akibat dari derasnya air di bagian hulu yakni sungai Cikeas.
Nah setiap habis daerah aliran sungai Bekasi-Cikeas besar, habis aliran gede kan surut tuh airnya secara ilmiah juga habis ada air, lumpur kan nggak kuat itu dipinggir-pinggirnya, terjadi lah pergeseran atau erosi,” imbuhnya.

Pada tahun 2010 lalu, pemerintah Kota Bekasi pernah berniat untuk membebaskan tanah di sekitar aliran Kali Bekasi tersebut. Namun urung dilakukan karena warga membanderol ganti rugi yang dinilai terlalu tinggi.


sumber : https://radarbekasi.id/2019/04/30/tujuh-kelurahan-rawan-longsor/

Kali Busa Darurat Sampah

Sampah
Sejumlah warga membersihkan sampah yang menumpuk di aliran Kali Busa, Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi
Kali Busa Darurat Sampah – Kali Busa di Keluarahan Bahagia, Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi dipenuhi sampah. Sejak sepekan terakhir warga secara swadaya melakukan pembersihan khawatir luapan kali kembali terjadi.
Sebelumnya luapa kali sempat merendam kawasan tersebut. Sampah yang mengalir dari beberapa wilayah diduga jadi penyebab.
Ketua RT006/023 Kelurahan Bahagia, Yuskamdani mengatakan, jika dilakukan pembiaran kondisi semakin parah.
“Warga disini tidak diam meskipun sampah-sampah yang menumpuk di Kali Busa bukan dari warga setempat. Sebelumnya air kali meluap merendam pemukiman warga,” ujarnya kepada Radar Bekasi Rabu (5/1).
Banyaknya tumpukan sampah perlu penanganan secara kontinyu. Sejauh ini, secara bertahap warga melakukan pembersihan agar kondisi kali kembali normal.
“Alat kami juga seadanya cuma kayu dan bambu, kalau menunggu pemerintah mungkin lama mengingat alat berat susah juga masuk kesini,” ucapnya.
Sejauh ini, penanganan diakui Yuskamdani terkendala banyaknya bangunan liar. Sehingga akses penanganan sampah terhalang.

“Kami terkendala bangunan liar disini kalau tidak warga dengan leluasa membersihkan sampah-sampah,” terangnya.

Dilokasi yang sama, Ketua RW023, Daryanto mengharapkan adanya kerja sama antara warga yang berada di Kelurahan Kaliabang Tengah dan Desa Setia Asih untuk menjaga kebersihan Kali Busa.
“Kali Busa bukan masuk wilayah kami saja tetapi masuk warga Kaliabang Tengah dan Desa Setia Asih. Harus ada sinergitas untuk menjaga Kali Busa, sebab dampaknya juga ke mereka-mereka juga,” tegasnya.
Pihaknya juga meminta pemerintah sigap menangani laporan warga atas pencemaran sampah tersebut.

”Pemerintah juga jangan diam, harus sigap apabila mendapat laporan dari warga,” tuturnya.


sumber : https://radarbekasi.id/2019/05/02/kali-busa-darurat-sampah/